YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 07 April 2013

SELF - LALUI DENGAN SENYUMAN

Hidup itu kadang selalu bahagia, pasti kita punya part yang ga enak.. Mau selalu bahagia? Mau lari dari kenyataan? Mau hidup itu ga penuh masalah? Ya itu mah hidup yang datar-datar aja, jujur aku itu tipe orang yang heboh tapi tidak suka hidup yang penuh drama tapi ujung-ujungnya berakhir dramatis juga hidupku (--"). Dalam perjalanan hidup yang penuh lika-liku ini, kita kadang di hadapkan dengan orang-orang yang berbeda-beda ya tergantung kita bagaimana mengahadapi itu. Soalnya kita mau membuat sikap kita se-perfect apapun pasti punya point minus di mata mereka, ya kita itu dinilai dimata orang punya point plus dan minus, mungkin banyaak ga sukanya ato mungkin banyaak baiknya, bingung sih memasukkan keduanya dengan bijak, padahal udah ngerubah ini dan itu. Kalo aku sih yang penting udah belajar merubah untuk menjadi lebih baik, tapi kalo mereka masih ga suka ya udah, kadang kita perlu berjalan keluar dan kadang-kadang kita bersikap ga perduli juga fine yaa it's okey. Yang terpenting, walopun mereka udah membuat statemant kita ga banget yaudah "LO lebih ga bangeet dari GUE" dan tetap keep smile, nyantai seolah ga ada apa-apa sama mereka.. Dan tetap ngejar mimpi kalian jgn karena ada orang yang ga suka dengan kalian terus jadinya down. Cekidot liat lirik ini dan resapi buat penyemangat aku dan kalian :)
 
Terkadang semua tak seperti
Cerita lucu di dalam komedi
Yang menggambarkan hidup
Tertawa lepas tak berhenti

Mungkin saja semua tak seindah
Kisah cinta romantis dongeng putri mimpi
Yang selalu berakhir bahagia
Senyum di dalam hatinya 
 
Biar hidup terkadang menyesatkan
Laluilah semua dengan senyuman
Biarkanlah itu mengalir apa adanya

Biar hidup terkadang membosankan
Laluilah semua dengan senyuman
Biarkanlah itu mengalir apa adanya
 
Mencoba untuk menghadapi
Pilihan yang terkadang membingungkan
Memaksa untuk memutuskan
Apakah itu benar

Teruskanlah semua mimpi
Mencoba mencari cara menggapai
Biar menjadi inspirasi
Tuk jalani hidup ini
 

Sabtu, 06 April 2013

AMBILKAN BULAN BU

Ambilkan bulan bu,Ambilkan bulan Bu yang slalu bersinar dilangit..
 Dilangit bulan benderang..Cahyanya sampai ke bintang
Ambilkan bulan Bu..
Untuk menerangi tidurku yang lelap dimalam gelap..

simple lirik, ya buat km yg kanen dekapan mama.. oh so down beuudd..
 capture.. capture.. yey (y)
 this is my photo i capture with my friend Jesmoon in "kota lama" semarang central java.. i add just a few editing in my photo..
 this is photo i capture at my library college..
 blue sky at my worm girl's
 and this is photo i capture at "kota lama" model by jesmoon, and i add just a few editing on this photo
i capture this photo at Jogjakarta, at Baron beach.. model by Gusti anandi, Dony Roynaldi, And Ana Septiana

Jumat, 05 April 2013

nge-share foto-foto yang aku hunting





foto ini saya ambil di bandungan semarang ketika mengikuti makrab jurnalistik..

Don't give up buat radiografer junior :)

ini cerita aku posting buat calon-calon radiografer yang masih pemula kayak aku, yang ga punya basic sama sekali, yang yaah ga bisa-bisa banget lah tentang dunia ke-radiologian. Tapi kalo kita mau berusaha & dengan niat yang mantap insyaallah cerita yang aku ambil dari salah satu blog radiografer senior & dosen pula di salah satu universitas di Padang, comeon simak dan resapi moga-moga aja bisa menjadi penyemangat kita yang mungkin mengaanggap radiologi gak "gue banget"..

Kira-kira 3 hari yang lalu saya mengadakan perjalanan ke Pekanbaru dalam rangka supervisi mahasiswa ATRO Baiturrahmah Padang yang sedang melakukan Praktek Kerja Nyata di tiga Rumah Sakit Swasta yang lumayan besar. Setelah saya melakukan komunikasi yang santai (ini biasa saya lakukan di lingkungan ATRO), maka saya mendapatkan sebuah info yang mengejutkan... Mahasiswa saya mengatakan bahwa di salah satu Rumah Sakit tersebut ada seorang radiografer yang menjadi instrukturnya selalu memojokkan diri dan teman-temannya yang jika saya menilai ini malah lebih ke arah intimidasi secara psikologis. Sang radiografer tersebut seringkali mengatakan kepada mahasiswa saya tersebut, bahwa mahasiswa saya tersebut tidak pantas untuk praktek disitu sebab mahasiswa saya itu (maaf jika mungkin terlalu kasar) bodoh katanya. Belum lagi jika ada kesalahan sedikit langsung di marahi dengan bertubi-tubi, tanpa memberi kesempatan mahasiswa tersebut mengungkapkan alasan. Jika mahasiswa tidak berani memegang alat, sang radiografer langsung memarahinya dengan mengatakan bahwa mahasiswa tersebut tidak inisiatif, padahal mahasiswa saya sebelumnya belum mendapatkan mandat untuk megang alat tersebut dan mereka tidak berani karena alat yang digunakan tergolong baru dan mahal-mahal. Saya bisa memahami bagaimana perasaan mahasiswa saya saat ini.

Teman-teman sekalian, pernahkan kita berkaca pada diri kita sendiri, bayangkan saat kita dulu pernah jadi mahasiswa ATRO. Saya rasa kita saat itu kondisinya tidak jauh berbeda dengan mahasiswa ATRO yang saat ini sedang PKL, mungkin jangan-jangan lebih parah dari kondisi sekarang. Saya sendiri tidak malu mengakui hal tersebut, dulu saya adalah mahasiswa ATRO yang biasa-biasa saja, saya pernah bikin foto thorax terlalu hitam kemudian tanpa rasa salah saya berikan foto tersebut ke dokter ahli radiologi, kemudian foto tersebut langsung dilempar dihadapan saya. Pada saat saya kuliah di ATRO saya itu ngga tahu yang namanya CT Scan,MRI dan modalitas imaging lainnya yang canggih-canggih (karena waktu itu masih sangat jarang).

Teman-teman, jika saat ini kita menjadi radiografer yang pintar, ahli atau sebutan lainnya, itu sebenarnya hanya merupakan proses pengalaman dengan jam terbang yang tinggi. Saya bisa pastikan bahwa radiografer yang baru lulus, harus terlebih dahulu diajarkan mengenai beberapa pemeriksaan radiologi yang ada pada sebuah Rumah Sakit, masih harus di training dsb. Tidak ada radiografer yang baru lulus kemudian langsung ahli.

Saya punya pengalaman, ada seorang mahasiswa saya waktu saya masih di Jakarta, mahasiswa saya tersebut tergolong biasa-biasa saja bahkan menurut saya tidak tahu apa itu CT Scan multislice. Saat ini dia sudah menjadi radiografer yang mampu mengerjakan CT Cardio 64 Slice lengkap dengan rendering MIP, 3D. Kemampuan itu tidak mungkin didapatkannya saat masih di ATRO, tapi pasti saat sudah bekerja kemudian dia mendapatkan training, lalu dia punya jam terbang yang tinggi dengan CT Cardiac.


Saya punya pengalaman lain, saat saya masih di Jakarta, saya pernah supervisi mahasiswa saya yang sedang PKN di daerah Bandung. Pada saat supervisi kebetulan saya bertemu dengan radiografer yang saya kenal. Saat bertemu dia sudah pegawai tetap disitu. Lalu ketika saya ngobrol sama dia, dia mengatakan bahwa mahasiswa yang PKN di tempat dia itu payah-payah, anatomi ngga ada yang ngerti dan sebagainya. Saya dalam hati tertawa terbahak-bahak, kenapa…. Karena radiografer yang bicara sama saya, dulunya adalah mahasiswa saya angkatan pertama, dan waktu jadi mahasiswa, dia adalah mahasiswa saya yang lulus paling terakhir, itu juga karena banyak dosen yang sudah kasihan lihat dia ngga lulus-lulus…..

Kita harus berkaca, bahwa kita dulu juga mengalami proses PKL, tidak pintar, pemalas, kurang inisiatif. Namun semua akan mengalami proses yang maju. Namun proses ini dipengaruhi banyak hal diantaranya respon positif yang diberikan radiografer senior yang ditemukannya. Jadi dengan kata lain, seorang radiografer senior yang membimbing mahasiswa akan ikut mengambil peran dalam pembentukan mahasiswa tersebut menjadi seorang radiografer. Jika dihasilkan radiografer yang tidak kompeten, maka sang radiografer senior ikut bertaggungjawab karena dulu tidak mengajarkan kepada radiografer tersebut saat mereka menjadi mahasiswa.

"Saya sangat berharap kepada setiap radiografer di seluruh Indonesia yang kebetulan saat ini sedang mendapatkan mahasiswa ATRO yang sedang praktek di tempat Saudara masing-masing, perlakukanlah mahasiswa tersebut layaknya adik kita yang memerlukan bimbingan, karena mereka memang belum mengerti jalan ini, seandainya mereka salah, hukumlah dengan cara yang arif dan bijak, sehingga mahasiswa akan tumbuh menjadi radiografer yang juga berfikir arif dan bijak kelak."